
Yandy Alexander Laurens, atau lebih dikenal sebagai Yandy Laurens, adalah seorang sutradara, penulis skenario, dan produser film Indonesia yang dikenal karena gaya penceritaannya yang emosional, intim, dan penuh makna. Ia lahir pada 25 Maret 1989 di Jakarta. Meski tidak berasal dari keluarga filmis, Yandy menunjukkan minat pada dunia bercerita sejak usia muda—dari menggambar komik hingga membuat video-video pendek semasa sekolah. Seorang sutradara sekaligus penulis skenario Jatuh Cinta Seperti di Film-film (2023). Akhir-akhir ini sedang hangat jadi perbincangan warganet karena karya fenomenalnya, Film Sore: Istri Dari Masa Depan (2025).
Yandy menempuh pendidikan di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), jurusan Film dan Televisi, di mana ia mulai serius mendalami penyutradaraan. Karya tugas akhirnya, film pendek Wan An (2012), bercerita tentang pasangan lansia keturunan Tionghoa di Jakarta. Film ini tak hanya menyentuh hati penontonnya, tetapi juga memenangkan Piala Citra FFI 2012 untuk Film Pendek Terbaik. Sejak saat itu, Yandy mulai dikenal sebagai sutradara muda berbakat dengan kepekaan yang kuat terhadap cerita-cerita sederhana namun bermakna.
Mahakarya Film Yandy Laurens
Yandy Laurens mendirikan Cerita Films, rumah produksi independen yang berfokus pada pengembangan cerita yang manusiawi dan menyentuh hati. Ia dikenal melalui sejumlah karya yang menggabungkan drama keluarga, romansa, dan bahkan fiksi ilmiah dalam kemasan yang sangat membumi.
Film layar lebar Yandy Laurens
1. Keluarga Cemara (2019)
Diadaptasi dari sinetron dan novel karya Arswendo Atmowiloto, film ini mengisahkan keluarga sederhana—Abah, Emak, dan anak-anak mereka—yang hidupnya berubah total setelah kebangkrutan. Mereka harus pindah dari Jakarta ke desa terpencil di Bogor dan belajar membangun kebahagiaan dari nol. Ceritanya menitikberatkan nilai kekeluargaan, solidaritas, dan ketabahan menghadapi perubahan drastis dalam hidup.
2. Jatuh Cinta Seperti di Film‑Film (2023)
Drama romantis modern yang ditulis dan disutradarai Yandy, menampilkan permainan bentuk visual hitam-putih serta pendekatan metanarrative. Bagus, seorang penulis skenario, secara tak sengaja bertemu kembali dengan Hana—teman SMA-nya yang baru saja kehilangan suami. Bagus mencoba membantu Hana membuka hati kembali melalui kisah cinta ala film-film yang sering mereka saksikan bersama. Film ini sebagian pakai gaya hitam-putih, dan menggambarkan romantisme dengan sentuhan kreativitas dan personalitas seorang kreator.
3. 1 Kakak 7 Ponakan (2024)
Hendarmoko (Moko), seorang mahasiswa arsitektur, tiba-tiba menjadi tulang punggung keluarga setelah kakaknya meninggal, meninggalkannya tanggung jawab menjaga tujuh keponakan dengan rentang usia berbeda. Ia harus menyeimbangkan ambisi karier, kehidupan pribadi, dan peran barunya. Kisah ini menyajikan drama emosi, pengorbanan, dan perjuangan untuk keluarga.
4. Sore: Istri dari Masa Depan (serial 2017, versi film 2025)

serial romantis-fantasi yang menggabungkan kisah cinta dan time travel, dengan sentuhan personal serta soundtrack yang dikurasi dengan hati-hati. Jonathan adalah fotografer yang menetap di Kroasia dan hidupnya sudah tak teratur, kebiasaan buruk merusak kesehatan dan masa depannya. Suatu hari, Sore muncul—mengaku sebagai istrinya dari masa depan—datang untuk mengubah nasibnya. Dengan membimbing Jonathan menjalani gaya hidup lebih baik, Sore berharap ia bisa hidup lebih lama. Namun, intervensi waktu menimbulkan konsekuensi tak terduga dan cinta mereka diuji dengan kekuatan takdir. Cerita ini menyentuh tema cinta, perubahan, kesempatan kedua, dan refleksi makna hidup.
Film Pendek karya Yandy Laurens
1. Papa Hao (2008)
Film pendek pertamanya, menggambarkan potret ayah-anak dalam keluarga urban. Film ini mengangkat bagaimana sosok ayah hadir (atau absen) dalam kehidupan anak secara emosional dan simbolik. Tema: tentang ayah, nostalgia, memori masa kecil.
2. Badminton (2009)
Tentang dua saudara yang menjalin koneksi melalui olahraga badminton. Film ini menjadi metafora hubungan yang tumbuh lewat kompetisi dan kerja sama. Tema: persaudaraan, olahraga, keakraban dalam kesederhanaan.
3. Wan An (2012)
Kisah haru seorang anak keturunan Tionghoa dan ayahnya yang menjelang kematian. Film ini menggambarkan hubungan keluarga dan penyesalan masa lalu, dibalut dalam dialog tenang dan pengadeganan yang sangat intim. Menang Piala Citra untuk Film Pendek Terbaik. Tema: keluarga, budaya Tionghoa, keheningan sebelum perpisahan.
4. Friend (2014)
Dua sahabat karib mengalami perbedaan jalan hidup saat menginjak usia dewasa. Mengangkat tema kehilangan dan hubungan yang berubah seiring waktu. Tema: persahabatan, waktu, perpisahan emosional.
5. Menunggu Kabar (2014)
Film reflektif tentang seseorang yang menanti kabar dari rumah sakit, mengeksplorasi kecemasan, harapan, dan relasi manusia terhadap waktu. Tema: penantian, kematian, relasi keluarga.
6. Viva Tar! (2016)
Dokumenter pendek tentang seorang guru tari tradisional yang terus menjaga kebudayaan lokal meski minim dukungan. Tema: budaya, perjuangan, seni tradisional.
7. Tenang (2021)
Seseorang mencoba menenangkan pikiran di tengah hiruk-pikuk modern. Sebuah potret kehidupan urban yang dipenuhi gangguan dan pencarian kedamaian. Tema: kesehatan mental, kesendirian, ketenangan.
Serial Yandy Laurens
1. Yang Hilang dalam Cinta (2022)
Dara kehilangan “suaranya” setelah patah hati dan secara ajaib menjadi tak terlihat bagi orang-orang di sekitarnya—kecuali satu orang. Kisah fantasi romantis ini mengeksplorasi luka emosional, identitas, dan bagaimana cinta bisa menyembuhkan. Tema: invisibilitas, trauma cinta, pengampunan. Serial Disney + Hotstar yang mengeksplorasi kehilangan emosional secara harfiah dan metaforis.

2. Perjalanan Terbaik Sepanjang Masa (2022)
Sebuah keluarga melakukan perjalanan darat yang menjadi sarana memperbaiki hubungan antaranggota keluarga. Di tengah konflik kecil dan nostalgia masa lalu, mereka menemukan kembali makna kebersamaan. Tema: road trip, keluarga, rekoneksi emosional.
Dalam semua karyanya, Yandy cenderung menampilkan karakter-karakter “biasa” dalam situasi luar biasa—baik itu pasangan yang berpisah tetapi masih bisa mendengar pikiran satu sama lain, atau seseorang yang jatuh cinta dengan istri masa depannya. Pendekatan ini menciptakan kedekatan emosional yang kuat dengan penonton.
Sentuhan Musik yang Menyatu
Salah satu ciri khas Yandy Laurens adalah caranya menggunakan musik bukan sekadar pelengkap, tetapi sebagai penuntun cerita. Dalam wawancara, ia menyatakan bahwa proses kurasi musik untuk film dimulai bahkan sebelum naskah ditulis. Lagu-lagu seperti Forget Jakarta (Adhitia Sofyan), Pancarona (Barasuara), atau Hingga Ujung Waktu (Sheila On 7) seringkali menjadi mood board emosional sejak awal proses kreatif.
Yandy piawai menempatkan karakter biasa ke dalam situasi dramatis, dengan cara penulisan dan pengarahan yang dekat dengan keseharian, namun sarat makna. Kepekaan musik di film Sore, Yandy merancang playlist awal bahkan sebelum menulis naskah, menjadikan musik sebagai “panduan emosi” yang memperkuat narasi.
Penghargaan & Pencapaian Yandy Laurens
Banyak karyanya mendapat penghargaan seperti Piala Citra, nominasi FFI, hingga masuk daftar Fortune Indonesia 40 Under 40 2025. Selain Piala Citra yang diraihnya sejak awal, Yandy juga menjadi langganan berbagai nominasi dan penghargaan di Festival Film Indonesia (FFI), Piala Maya, hingga internasional. Film dan serialnya tak hanya dipuji oleh kritikus, tapi juga memiliki fanbase loyal yang menantikan karya-karya berikutnya. Pada tahun 2025, namanya masuk dalam daftar Fortune Indonesia “40 Under 40”, yang mengakui kontribusinya dalam membentuk masa depan industri kreatif Tanah Air.
Yandy percaya bahwa kekuatan cerita terletak pada kemanusiaan dan kejujuran emosional. Ia sering menulis sendiri naskah filmnya, dan sangat terlibat dalam pengembangan karakter. Sebagai sutradara, ia dikenal kolaboratif namun perfeksionis dalam hal detil. Ia tidak tertarik membuat cerita yang besar, tetapi lebih pada cerita kecil yang berdampak besar pada hati penonton.
Yandy Laurens adalah contoh ideal pembuat film masa kini: sensitif, peka terhadap zaman, namun tak kehilangan akar nilai-nilai lokal. Karyanya adalah oase di tengah hiruk-pikuk industri film—tempat di mana cinta, keluarga, kehilangan, dan harapan disajikan dalam bentuk yang paling jujur.
Itu dia mahakarya serial, film pendek dan film Yandy Laurens yang bisa kalian tonton minggu ini. Selamat liburan 🙂
Sebelum menonton. Alangkah baiknya siapkan terlebih dahulu aromaterapi ruangan agar lebih rileks dengan aroma yang tenang khas Jogja. Bawa pulang wangi Jogja dalam setiap tetes aromanya. Untuk informasi lengkap kunjungi AiCare The label dan hubungi admin kami. Intip produk kami di marketplace:
Instagram: aicare.idn
Shopee: aicarethelabel
TikTokshop: aicarethelabel
Tokopedia: aicarethelabel